Apakahdomba yang liar dipatahkan kakinya oleh gembala israel? Kondisi seperti ini mirip dengan apa yang terjadi terhadap umat allah di yeh. Setiap pagi, ia memperhatikan, sang gembala membawakan sesuatu untuk seekor dombanya. Daudadalah Gembala sekaligus Raja Israel di tanah perjanjian juga selama 40 tahun. Nehemia adalah Gembala Israel saat pembangunan rumah Allah di Yerusalem dari 2 Sepertiseorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulahAku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akanmenyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana merekadiserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Di padangrumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atasgunung-gunung Israel yang Makamereka tercerai-berai karena tidak ada gembala. Mereka menjadi mangsa binatang buas. 34:6: Domba-domba-Ku berkeliaran di gunung-gunung serta bukit-bukit dan tercerai-berai di seluruh permukaan bumi. Tidak ada seorang pun yang mau memperhatikan mereka atau mencari mereka. 34:7 "Sebab itu, hai para gembala, dengarlah firman TUHAN ini: 34:8 TuhanYesus mengatakan: Akulah gembala yang baik, Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombaNya (Yoh. 10:11). Sehingga sekarang kita dapat mengetahui bahwa ada satu Gembala yang baik dalam hidup kita sampai saat ini. Gembala yang itulah yang menyatakan keadilan dan kebenaran dalam kehidupan kita. Keadilan dan kebenaranNya bukanlah O1pv. Keluarga Rebank telah turun-temurun beternak domba di bagian utara Inggris. Dalam bukunya yang luar biasa, The Shepherd’s Life Kehidupan Seorang Gembala, James Rebank menceritakan bagaimana keluarga mereka membangun sebuah peternakan dengan menggarap area kecil yang ditumbuhi alang-alang dan onak. Hanya gembala-gembala tangguh yang dapat melakukan pekerjaan seperti ini. Keluarga Rebank bekerja keras untuk memelihara hidup domba-domba jenis Herdwick milik mereka di sepanjang musim dingin yang panjang dan gelap, di tengah ancaman es dan hawa dingin serta jarangnya rumput di padang. Sepanjang tahun, mereka berjuang melindungi domba peliharaan mereka dari penyakit dan mengusir hewan-hewan pemangsa. Mereka mengawasi kawanan domba mereka dengan keuletan yang teguh, kasih sayang yang lembut, dan kegigihan yang tangguh. Seperti gembala pada umumnya, keluarga Rebank senantiasa penuh perhatian dan murah hati. Mereka memberikan segalanya demi domba-domba mereka. Kisah yang ditulis James Rebank itu menggugurkan bayangan kita akan indah dan romantisnya beternak domba. Para gembala tidak menghabiskan hari-hari mereka dengan berjalan-jalan melalui kawasan pedesaan yang subur sambil bermain-main dengan hewan yang lucu. Mereka benar-benar menghadapi bahaya. Pikirkanlah gambaran Mazmur 23. Doa yang sangat terkenal ini—dan penghiburan yang ditawarkannya—menyatakan satu kebenaran mendasar Sang Gembala selalu menjaga kita. “Tuhan adalah gembalaku,” kata sang pemazmur, “takkan kekurangan aku” 231. Kalimat ini mendasari seluruh kelanjutan mazmur ini—dan seluruh hidup kita. Kata-kata ini tidak mengabaikan suramnya realitas kehidupan yang kita hadapi. Namun, kata-kata penghiburan ini mengumumkan sebuah pernyataan yang nyata Karena kita mempunyai Gembala yang baik, kita memiliki segala yang kita butuhkan. Gembala itu menuntun kita kepada padang rumput yang hijau di pinggir air yang tenang dan segar. Dia menyegarkan jiwa-jiwa kita yang lelah, sedih, dan gelisah. Sayangnya, seperti kata pemazmur, kita masih harus “berjalan dalam lembah kekelaman” Namun, bahkan di sana pun kita dapat menolak untuk takut—bukan karena kita mampu mengendalikan situasi yang ada, tetapi karena kita telah bertemu dengan Sang Gembala yang dapat diandalkan, dan kesetiaan-Nya untuk menyertai itu memusnahkan segala ketakutan kita. “Aku tidak takut bahaya,” kata pemazmur, “sebab Engkau besertaku” Dalam dua minggu terakhir, ada beragam pesan dan kabar menyedihkan yang saya terima. Seorang teman harus melarikan suaminya ke rumah sakit karena penyakit yang mengancam nyawa. Seorang teman lain terancam kehilangan apartemennya karena tidak bisa membayar sewa. Dunia menyaksikan bagaimana COVID-19 mengancam seluruh sendi kehidupan yang kita jalani. Di mana-mana, begitu banyak orang benar-benar membutuhkan pertolongan, tetapi bahkan di tengah kengerian yang sangat nyata, sang pemazmur mengatakan bahwa kita tidak perlu takut. Ketika musuh hendak menerkam kita dengan taring-taringnya yang tajam, Sang Gembala melawannya dengan penuh kuasa dan kegigihan. Kita tidak perlu takut karena kita memiliki seorang Gembala yang baik dan berkuasa. Gada dan tongkat-Nya menghibur kita Tongkat kait yang digunakan untuk menarik domba yang tersesat dari pinggir jurang dan gada alat pukul yang digunakan untuk memukul pergi hewan pemangsa itu menyatakan bagaimana Sang Gembala adalah pribadi yang lembut sekaligus tangguh. Lebih dari itu, Gembala kita juga menyediakan pesta perjamuan di tengah kesulitan kita. Dia memberikan kelimpahan—lebih dari yang kita butuhkan Gembala kita selalu mengawasi demi kebaikan kita, mencari kita dengan tiada lelah, dan mengenyahkan musuh yang hendak mengusik kita. Orang-orang Kristen mula-mula membaca Mazmur 23 dengan memahami bahwa Yesus adalah Sang Gembala yang sejati. Sebenarnya kita tidak perlu membaca tulisan-tulisan kuno untuk membuat kaitan tersebut, karena Yesus sendiri sudah melakukannya. “Akulah gembala yang baik,” kata-Nya Yoh. 1011. Segala sesuatu yang dilakukan sang gembala dalam Mazmur 23 sekarang dilakukan Yesus untuk kita. Karena Dialah Gembala kita yang baik, kita mempunyai segala sesuatu yang kita perlukan. Tuhan Yesus memberikan kita istirahat yang tenang. Dia memulihkan hati kita yang hancur. Dia membawa kita melewati lembah kekelaman bukan mengitari, tetapi melewatinya. Ketika kita tersesat, Yesus memperlakukan kita dengan baik, lembut, dan penuh kasih. Ketika musuh hendak menerkam kita dengan taring-taringnya yang tajam, Sang Gembala melawannya dengan penuh kuasa dan kegigihan. Jika kita ingin mengenal karakter Yesus, kita dapat melakukannya dengan menggali karakter sang gembala dalam Mazmur 23. Yesus setia dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia murah hati dan selalu menyediakan kebutuhan kita. Dia bijaksana dan selalu mengetahui apa yang sungguh kita butuhkan. Yesus lemah lembut dan membalut hati kita yang cemas. Dia kuat dan sanggup melindungi kita dari apa pun yang mengancam kita bahkan dari hal-hal dalam diri yang cenderung merugikan kita sendiri. Yesus pantang menyerah dan setia mencari kita dengan kasih-Nya sampai akhir. Di Israel masa kini, para gembala sering tidur dekat domba-domba mereka supaya dapat berjaga-jaga sepanjang malam. Para gembala masih sering membawa gada untuk mengusir hewan pemangsa. Mereka menggunakan cara memanggil yang unik sebagai sinyal untuk memberi tahu domba-domba itu bahwa mereka dekat. Suatu kali di Israel, saya mengamati para gembala dengan kagum. Kemampuan, kegesitan, dan pengenalan mereka akan domba-domba dan lingkungan pedesaan di sana sungguh menginspirasi saya. Saya juga dikuatkan melihat kelemahlembutan mereka dalam memelihara kawanan mereka dan juga kesigapan untuk melindungi domba-domba itu dari bahaya. Domba-domba itu pun tinggal tenang dan aman dalam pemeliharaan sang gembala. Demikian pula dengan kita. –Winn Collier, penulis Our Daily Bread Persembahan kasih seberapa pun dari para pembaca di Indonesia memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup. Kami tidak didanai atau berada di bawah kelompok atau denominasi apa pun. Sumber Alkitab / 1 October 2018 Inta Official Writer Pekerjaan sebagai gembala sudah banyak ditulis sejak kitab Perjanjian Lama. Salah satunya pada jaman Nabi Yehezkiel, dimana ia menyoroti kondisi Bangsa Israel yang sepertinya tidak punya Bangsa Israel yang tidak setia kepada Allah, Israel tertawan dan dibawa ke negeri orang Babel. Bangsa Israel kehilangan kebebasannya sekaligus kebahagiaannya. Ditengah-tengah masa sulit tersebut, Nabi Yehezkiel ikut terbuang bersama-sama dengan Bangsa Yehezkiel 341-10, pemimpin Israel tidak lagi melaksanakan panggilannya dan bertanggung jawab. Dengan egoisnya, pemimpin-pemimpin Israel memilih untuk melayani kepentingan mereka masing-masing. Hal ini membuat Tuhan mengambil alih pemimpin-pemimpin Israel dan memilih untuk menggembalakan bangsa pilihan-Nya 3415-16, "Aku sendiri akan menggembalakan domba-dombaKu dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya."Dari ayat di atas, berikut adalah 4 teladan Tuhan saat menggembalakan domba-dombaNya. 1. Membiarkan domba-dombaNya berbaring Kalimat ini sangat menjelaskan suasana yang tenang dan nyaman. Bukankah kita hanya bisa berbaring saat semuanya terasa nyaman? Seorang gembala yang baik akan berusaha untuk membuat domba-dombanya merasa tenang dan nyaman. Inilah yang Tuhan lakukan bagi kita sebagai umatNya. Kalimat ini tidak berarti kita tidak akan mengalami kesulitan saat memutuskan menjadi domba Allah, melainkan ini merupakan janji Tuhan kalau Ia tidak akan pernah membuat kita gelisah. Seperti pengalaman Daud yang penuh dengan tantangan, Daud berkata dalam Mazmur 36, “Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!”2. Mencari domba yang hilang dan tersesatSebagai salah satu makhluk hidup yang membutuhkan kawanan, domba yang tersesat bisa kehilangan sukacitanya, rasa aman, dan ia selalu merasa kebingungan. Ketika kita sebagai domba tersesat, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sedetikpun. Dia akan selalu membawa kita berada pada kawanan kita, tempat yang juga Lewat Permainan Ludo Dan Ular Tangga, Tersemat Pelajaran Tentang Bangkit Dari Keterpurukan3. Membalut luka dan menguatkan yang sakit Sesulit apapun masalah yang kita terima, Tuhan selalu sedia untuk mengobati segala penyakit kita. Baik itu penyakit fisik maupun hati kita yang terluka. Saat kita membutuhkanNya, Tuhan akan selalu ada buat kita. Dia akan menyembuhkan setiap luka yang ada pada setiap kita. 4. Tidak hanya untuk yang lemah, Ia juga melindungi yang gemuk dan kuat Tuhan tidak pernah membeda-bedakan kita sebagai anakNya. Perhatian Tuhan bukan hanya buat mereka yang lemah, tetapi juga buat mereka yang kuat dan gemuk. Semua domba membutuhkan perhatian dari gembalanya. Tanpa terkecuali, Tuhan memperhatikan kita semua sebagai dombaNya. Sebagai domba Tuhan, Ia akan selalu menjagai kita. Lantas, buat apa lagi kita khawatir dan takut akan hari esok? Sebagai pelayan Tuhan, kita juga harus bisa meneladani sikap Tuhan sebagai gembala sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Yehezkiel di atas. Sumber sumber Halaman 1

gembala domba di israel