Tiaporang Kristen sejak dibaptis hingga dewasa sudah berjanji untuk hidup sebagai pengikut Yesus. Kita semua ingin hidup sebagai orang beriman artinya mengikuti semua ajaran-Nya, menerapkan nilai-nilai kehidupan berdasarkan ajaran Yesus. Namun, meskipun kamu sudah berjanji dan bertekad untuk mewujudkannya sering kali kamu gagal.
untukhidup suci dan disemangati oleh spiritualitas Lasallian. 10. Anggota Signum Fidei merupakan Lasallian awam yang menjawab panggilan Tuhan untuk hidup secara utuh sesuai janji baptisnya di dunia, terutama dalam bidang pendidikan untuk bisa mengambil bagian dalam misi gereja. Namun, Signum Fidei juga menerima biarawan/wati dan
Ketikakita membicarakan mengenai kedewasaan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan: 1. Kedewasaan: Proses. Hal pertama yang perlu kita perhatikan tentang kedewasaan bahwa kedewasaan adalah suatu proses. Tidak ada orang yang dari kecil tiba-tiba langsung berubah menjadi dewasa baik dari segi usia, iman, maupun karakter.
Karenaapa yang baik yang aku mau tidak aku lakukan: tetapi yang jahat yang aku tidak mau, itu yang aku lakukan' (Roma 7:18-19). Kita tidak mampu untuk tidak berbuat dosa, jadi bertobat saja dan mengaku dosa kepada Tuhan lebih sering dan aku juga akan berdoa untukmu." Mendengar dia mengatakan ini, aku benar-benar kehilangan harapan.
Lydiamerupakan perempuan yang diubah menjadi Kristen oleh Paulus. Nama lainnya Lidia, Lydea, Lyda, Lidiya. Maria: Nama Ibrani yang bermakna 'kepahitan' dan 'pemberontakan'. Biasa disebut juga dengan Mary, Marea, Mariah, Marian, Marianne, Malia. Martha: Atau Marta merupakan nama dari Aram yang artinya 'wanita itu'.
kvKefax. Selama Hari Orang Muda Sedunia pada July 2008, Benediktus XVI mengingatkan warisan yang kita telah terima dari generasi terdahulu, dan mendorong pendengarnya untuk membangun kehidupan Kristiani mereka yang kuat serta masyarakat dan dunia yang lebih generasi harus mempertimbangkan apa yang akan ditinggalkan untuk mereka di masa depan Apa yang harus kita lakukan, dan bagaimana kita harus melakukannya, sehingga dunia di hari esok menjadi lebih baik dari yang sekarang. âIman mengajarkan kepada kita bahwa dalam Yesus Kristus, Sang Sabda telah menjadi daging, kita menjadi semakin paham betapa besarnya kemanusiaan kita sendiri, misteri kehidupan kita dalam dunia dan takdir yang luhur yang menunggu kita di Surga cf. Gaudium et Spes, no 24. Iman juga mengajarkan kepada kita bahwa kita adalah makhluk Tuhan, diciptakan serupa dan sesuai dengan gambaran-Nya, diberkati dengan harga diri yang tak tergugat dan dipanggil menuju kehidupan yang kekal.â Pesan Kristiani memampukan kita untuk menyadari martabat manusia yang sejati, dan memberikan kepada kita kemampuan untuk bertindak sesuai dengan membutuhkan semangat penginjilan kebenaran dari Gereja, di mana mengirimkan pesan pengajaran Kristus yang selalu relevan. Dan Tuhan kita, saat dia menjelaskan dengan jelas kepada kita dengan teladan hidup-Nya, menghendaki kita orang Kristiani untuk peduli terhadap orang-orang di sekeliling kita, dan untuk melayani masyarakat. Ini adalah rahasia dari suka cita Kristiani; untuk menjadi pembawa pesan dari perwujudan amal kasihKerasulan muncul dari kesadaran dari diri kita akan misi dari amal kasih di mana Tuhan memanggil kita. Orang Kristiani adalah saksi hidup amal kasih Kristus di antara sesama pria dan wanita dan untuk menyatukan mereka. Inilah mengapa kerasulan tidak bisa hanya menjadi taktik biasa atau strategi untuk membawa jiwa kepada Tuhan; maupun juga tidak terdiri dari rangkaian tugas, karena mengalir dengan alami dari kasih. Kita selalu mengingat bahwa keefektifan datang dari Tuhan, walaupun Dia memakai kecenderungan sikap dari setiap kasih dan kerasulan saling bantu membantu; faktanya, kita dapat mengatakan bahwa mereka tidak terpisahkan, karena amal kasih mengarah kepada daya cipta dalam menemukan bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan kita kepada orang lain. Pesan yang Santo JosemarĂa terima juga merupakan hal yang penting dalam hubungan antara amal kasih dan kerasulan, dan menekankan kedua itu-amal kasih yang merupakan kerasulan, dan kerasulan dilakukan untuk kasih-diidentifikasikan dengan persahabatan. âamal kasih membutuhkan untuk kita hidup menjalin persahabatan.ââSebagai seorang Kristiani, sebagai Anak Tuhan, persahabatan dan amal kasih adalah satu dan hal yang sama. Mereka adalah terang ilahi yang menyebarkan kehangatan.â Nilai keluhuran dari amal kasih memampukan kita untuk memahami realitas terdalam mengenai tetangga kita. Dengan pertolongan dari Rahmat Tuhan, kita orang Kristiani menemukan di dalam setiap Anak Tuhan, saudara laki-laki atau saudara perempuan dari Kristus; kita menemukan Tuhan sendiri di sana, yang memberikan kepada kita gambaran-Nya dalam pribadi manusia, supaya kita dapat memperlakukannya dengan penuh hormat dan menghormatinya sebagaimana mestinya. Kerasulan, yang bertujuan menjadi satu dan hal yang sama dengan persahabatan, secara sederhana âmemuliakanâ-Saya bersikeras-gambaran dari Tuhan ditemukan pada setiap dan semua manusia, dan melakukan semua yang kami bisa untuk untuk membuat mereka berkontemplasi pada gambaran-Nya, sehingga mereka dapat belajar untuk berbalik pada Kristus.âAmal kasih yang sejati tidaklah sama dengan kasih sayang alami; itu lebih jauh daripada hubungan keluarga atau persahabatan yang berdasarkan minat yang sama atau hiburan; maupun juga hanya rasa belas kasih yang kita rasakan bagi mereka yang merasa kesepian atau menderita dalam beberapa cara. Itu diukur oleh cinta yang Kristus ekspresikan dalam âperjanjian baru,â cinta Tuhan sendiri, Kasih yang Aku miliki dan Aku akan selalu miliki untuk engkau, karena sumbernya adalah kehidupan intim Tritunggal Mahakudus. Itu adalah cinta yang tidak ditundukkan oleh kekurangan fisik atau pribadi; itu adalah sebuah keinginan âuntuk bersama-sama dengan anak-anak manusiaâ bahwa bukan dosa, penolakan, maupun Salib dapat menahannya. Nilai keluhuran dari amal kasih adalah cinta yang Tuhan sendiri menanamkan di setiap hati orang Kristiani, untuk mengambil dan meningkatkan semua kasih manusia menuju kepada level Adikodrati, semua kerinduan dan aspirasi siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah; karena Allah adalah kasih. Kita dapat menafsirkan kata dari Santo Yohanes, dan menambahkan bahwa mereka yang tidak mengasihi tidak mengenal tetangga mereka juga, karena mereka tidak mengenali gambaran Tuhan di dalam manusia yang lain. Kurangnya amal kasih dapat berpengaruh kepada kecerdasan intelektual orang dan kemampuan lainnya sedemikian rupa sehingga mereka tidak menjadi tidak peka pada tuntutan Tuhan dan ketidakmampunan untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada orang lain. Lebih buruk lagi, itu menjadikan mustahil bagi Tuhan sendiri untuk mengakui orang seperti itu sebagai Anak-Nya seolah-olah Tuhan dicegah untuk menjangkau jiwa mereka yang menutup diri dari paling penting untuk setiap orangAmal kasih memiliki makna sepenuhnya ketika kita menempatkan diri sepenuhnya pada pelayanan untuk orang lain, pada saat kita mengakui bahwa panggilan Kristiani terdiri dari membuat diri kita sendiri sebagai pemberian untuk orang lain, sehingga banyak pria dan wanita dapat bertemu adalah teladan yang Yesus sendiri berikan kepada kita, dan menjadi saksi-saksi dari kehidupan Dia di dalam dunia yang di catatkan bagi kita. Dia bersukacita di dalam kebahagiaan teman-Nya, dan dia menderita di dalam kesedihan teman-Nya. Dia selalu meluangkan waktu bagi orang lain. Dia mengatasi kelelahan-Nya untuk berbicara dengan wanita Samaria; Dia berhenti di dalam perjalanan-Nya menuju rumah Yairus, untuk berkunjung kepada wanita yang menderita dari sakit pendarahan; dan, di tengah dari penderitaan-Nya di atas kayu Salib, Ia berbicara kepada pencuri yang baik dan membuka pintu Gerbang Firdaus kepada dia. Dan kasih Dia turun ke spesifik kita menyaksikan ini dalam kepedulian Dia untuk menemukan makan bagi mereka yang mengikuti-Nya, dan dalam Ia menemukan kebutuhan material itu; Ia peduli kepada kebutuhan para Murid-Nya untuk beristirahat, dan membawa mereka ke tempat terpencil untuk meluangkan waktu untuk kebersamaan. Kita dapat mengutip dari banyak teladan yang lain di mana menunjukkan arti pentingnya yang Tuhan berikan kepada setiap nyata dari persahabatan adalah mendahulukan kepentingan orang lain, memberikan waktu dan perhatian kita kepada mereka. Ini adalah kunci yang Santo JosemarĂa berikan kepada kita untuk memperlihatkan Kristus kepada orang lain. Dan Yesus mengajarkan kepada kita dengan kehidupan-Nya-Ia selalu menyediakan waktu untuk mendedikasikan diri-Nya kepada setiap individu, untuk meluangkan waktu dengan semua orang. Amal kasih memiliki makna sepenuhnya pada saat kehidupan orang lain menjadi lebih penting bagi saya. Orang-orang yang bertemu dengan seorang Kristiani yang sejati perlu untuk menemukan cinta Tuhan sendiri, pada saat mereka menyaksikan bagaimana mereka diperlakukan, bagaimana mereka begitu bernilai, bagaimana mereka didengarkan, bagaimana kebaikan mereka diperhitungkan, bagaimana mereka diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari petualangan perlu untuk menyediakan pertolongan yang efektif kepada jiwa-jiwa melalui arah spiritual bahkan jika istilah ini tidak digunakan itu adalah bagian dari kerasulan kita. âBermeditasilah pada ini sarana yang paling kuat dan yang paling efektif, jika tidak digunakan dengan benar, menjadi penyok, kelelahan, dan tidak berguna.â Dalam arti yang positif, kita seharusnya berusaha untuk membantu setiap individu untuk mengenali talenta yang telah Tuhan berikan kepada mereka, dan untuk melihat bagaimana caranya mereka menggunakannya untuk melayani orang lain. Kita perlu untuk mendorong inisiatif mereka, seperti yang Yesus lakukan kepada Para Rasul, menyiapkan mereka satu demi satu, berusaha untuk menarik keluar yang terbaik dari semua orang. Kita berusaha untuk mencari tahu situasi mereka, keluarga dan tanggung jawab profesional mereka, dan menempatkan diri kita pada posisi mereka. Kita membagikan kepada mereka kepedulian dan tantangan dari masyarakat sekarang, dan misi dari Gereja dan Karya-Nya, dalam dunia yang sangat putus asa mencari terang dan garam, bahkan tanpa selalu membumbui semuanya dengan garam dari amal kasih. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong; ia tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi ia bersukacita karena kebenaran; ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Amal kasih selalu siap untuk mencari apa yang terbaik bagi semua orang, di mana membutuhkan hati yang besar dan murah hati, belajar untuk mengabaikan kekurangan orang lain seperti kekurangan diri kita sendiri, naik dari kemarahan, suasana hati yang buruk atau jawaban yang kasar. Orang yang beramal adalah sabar, dengan semangat ketabahan hati mereka paham bagaimana harus menunggu, tidak pernah mempermalukan orang lain, menanggung segala sesuatu untuk kasih; mereka tidak mengeluh, atau bersukacita di atas penderitaan orang lain atau kemunduran, dan tidak berusaha untuk menonjol. Mereka selalu siap memberikan kata-kata yang bersahabat tentang pengertian dan dari persahabatanDengan teladannya, Santo JosemarĂa mengajarkan kepada kita bagaimana untuk menjadi sahabat untuk sahabat kita. Seorang sahabat, seperti yang ditulis para penulis klasik, adalah diri yang lain-seseorang yang membantu membuat kehidupan kita lebih bisa ditoleransi, yang selalu ada untuk kita dalam kesulitan kita, dan berbagi suka dan duka kita. Seorang sahabat adalah seseorang yang dapat berbagi rahasia karena kita dapat mempercayai mereka. Kita semua harus bisa mengandalkan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menempuh jalan kehidupan dengan cara ini, untuk membuat aspirasi kita berbuah, untuk mengatasi kesulitan, untuk mendapatkan manfaat dari hasil upaya kami. Karena sangat pentingnya arti dari persahabatan, tidak hanyalah dengan manusia tetapi juga pada bidang adalah sesuatu yang mudah diperhatikan; ini hampir merupakan realitas nyata kita dapat merasakan bahwa kita selaras dengan seorang teman, bahwa ada hubungan antara kita, bahwa kita saling menikmati pertemanan satu dengan yang lainnya. Untuk orang Kristiani, persahabatan dinaikkan pada level yang baru oleh Rahmat, dan menjadi cara untuk mengkomunikasikan kehidupan Kristus kepada orang lain. Dengan demikian persahabatan diubah menjadi hadiah nyata dari Tuhan, tidak terpisahkan dari amal semua butuh untuk bertumbuh dalam apresiasi kita untuk nilai dari persahabatan, dan meluaskan lingkaran dari perkenalan kita. Sebagai seorang Kristiani kita perlu untuk membangun dialog yang positif dengan berbagai macam orang, dan tidak pernah membiarkan pendapat kita sendiri menghasilkan diskriminasi yang tidak adil, atau tingkah laku kita atau perkataan yang menyinggung mereka yang memiliki pandangan yang berbeda. Untuk mencapai ini, kita perlu untuk mau mendengarkan dan mencoba untuk memahami alasan mereka untuk apa yang mereka lakukan; kalau tidak akan ada dialog yang benar, karena orang akan dengan cepat menyadari kita tidak tertarik dengan apa yang mereka katakan. Kita perlu untuk belajar melihat dari sudut pandang orang tidaklah berarti bahwa kita seharusnya menghasilkan hal-hal yang tidak bergantung kepada kitaâkarena mereka adalah milik Tuhanâatau bersembunyi atau memutarbalikkan ajaran Kristus karena ketakutan untuk menyakiti seseorang. Tingkah laku seperti itu akan sama dengan menipu seseorang yang kita cintai, menutupi satu-satunya jalan menuju kebenaran yang dapat memuaskan kerinduan dari hati manusia dan menyembuhkan kelelahan mereka. Melainkan, kasih Kristus menguatkan sudut pandang sudut pandang kita sendiri, sambil memberikan kedamaian di hati dan kelembutan kita dengan cara kita mengekspresikan diri. Dengan demikian kita akan membawa pesan pengharapan dan keselamatan Tuhan kita lebih menarik bagi orang lain pada saat kita memberikan nasihat, ketika kita membetulkan sikap seseorang, kasih sayang kita kepada teman-teman kita akan menuntun kita menggunakan kata-kata yang tidak menyakitkan mereka atau menyiratkan bahwa kita menghakimi mereka. Perkataan kita akan dianggap apa adanya sebuah keinginan tulus untuk kebahagiaan teman-teman kita akan mengalami kebenaran dari perkataan Santo Ignatius dari Antiokhia âKekristenan bukan karya persuasi, tetapi kebesaran.â Kebesaran itulah kasih amal Kristus, karena orang akan tertarik kepada Tuhan bukan karena argumen kita melainkan apa yang mereka lihat dalam diri kita, dengan Rahmat Tuhan.âSetiap generasi orang Kristiani perlu untuk menebus, untuk menguduskan waktunya sendiri. Untuk melakukan ini, ia harus memahami dan berbagi keinginan kepada orang lain-satu sama yang lainnya-untuk membuat mereka dikenal, dengan âkarunia lidah ,â bagaimana mereka berhubungan dengan tindakan Roh Kudus, dengan aliran harta yang permanen yang datang dari hati Tuhan kita. Kita orang Kristiani dipanggil untuk mengumumkan, di zaman kita sendiri, ke dunia ini di mana kita berada dan di mana kita hidup, pesan-lama dan sekaligus baru-dari Injil.âHidup untuk Orang lainSanto Agustinus menuliskan âjika engkau diam, diamlah karena cinta. Jika engkau berbicara, bicaralah karena cinta.â
ï»żâBesi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.â Amsal 2717 Tidak dapat dipungkiri, sejak adanya berbagai media sosial banyak orang menjadi sangat bersemangat untuk berkomunikasi dengan âtemanâ. Dengan berbagai aplikasi orang bisa berkomunikasi langsung melalui pesan tertulis ataupun pesan lisan kapan saja. Memang, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk bisa menjadi teman untuk berinteraksi. Kemajuan teknologi memang bisa membuat dua orang yang terpisah jarak ribuan kilometer, sepertinya ada dalam satu ruangan saja. Istilah teman sekarang ini bukan saja mencakup orang yang pernah kita temui, tetapi juga teman-teman maya yang sebenarnya tidak pernah kita kenal. Bahkan, dalam dunia maya, orang bisa jatuh cinta dan bermesraan bak sepasang merpati yang mabuk kepayang. Pada pihak yang lain, melalui media sosial orang juga bisa menabur benih kebencian atau menjadi korban tipuan orang lain. Sebenarnya, lebih dari teman untuk berinteraksi, sebagian orang mungkin membutuhkan teman hidup. Teman hidup adalah tempat kita untuk bersandar dan mencari rasa aman. Kita dapat mempercayainya untuk segala hal dalam kehidupan dengan bergantung pada rasa cinta dan hormat, serta memahami kebutuhan dan keinginan masing-masing. Ini mungkin cocok untuk dipakai untuk pasangan kita, suami atau istri. Hubungan yang nyata ini tidak dapat dibayangkan secara maya dalam media sosial. Walaupun bagi orang Kristen teman hidup berarti teman hidup untuk seumur hidup, terkadang seorang bisa kehilangan pasangannya, mungkin karena adanya penyakit, kecelakaan, atau juga usia tua. Lebih dari itu, di zaman ini banyak juga pasangan Kristen yang bercerai sekalipun itu bukan yang dijehendaki Tuhan. Karena itu, jika orang mengatakan bahwa suami dan istri adalah pasangan sehidup semati, itu tidaklah tepat. Teman hidup ada, tetapi teman mati tidaklah ada. Karena itu, dalam pernikahan orang Kristen, janji pernikahan hanya menyangkut kesetiaan selama hidup, sampai saat kematian memisahkan pasangan itu. Di surga, seperti yang kita ketahui, tidaklah ada hubungan suami istri. Di surga tidak ada kematian, karena yang ada adalah kehidupan kekal. Dengan demikian, di surga semua orang yang diselamatkan adalah teman hidup di dalam kasih karunia Yesus Kristus. Jelas bahwa tujuan orang Kristen dalam berteman selama hidup di dunia adalah mencari teman hidup. Teman selama hidup di dunia, dan teman selama hidup di surga, untuk selama-lamanya. Ini tidaklah mudah, karena teman selama hidup di dunia, mungkin bukan teman hidup di surga. Teman yang ditemui di surga, mungkin bukan teman selama hidup di dunia. Tetapi, setiap orang Kristen tentu berharap agar semua sanak dan teman kita di dunia akan bisa menjadi teman hidup kita di surga melalui karunia keselamatan dari Tuhan dan iman yang bebar. Ayat di atas adalah sebuah pengajaran kepada kita tentang makna sebuah hubungan antar sesama manusia sebagai makhluk sosial dalam sebuah komunitas. Komunitas hidup itu mungkin bisa di ibaratkan seperti sebuah tempat tukang besi dalam menempa besi atau logam untuk membuat sebuah alat. Misalnya membuat cangkul, pisau atau membuat alat-alat dapur lainnya. Besi dan logam itu telah dirancang namun membutuhkan tempaan, gesekan dengan sesama besi atau bahkan api yang sangat panas untuk menghasilkan benda yang baik dan berkualitas. Hal ini telah menjadi gambaran yang tepat dan indah dalam membentuk kualitas hidup persahabatan yag lebih bermakna sekalipun melalui jalan dipukul dan digesekan hingga terluka. Pengajaran ini disampaikan seorang Raja yang sangat berhikmat yaitu Raja Salomo. Salomo agaknya berharap supaya pengajaran ini memberikan makna pembentukan diri setiap orang melalui hubungan persahabatan selama hidup di dunia, yang terkadang membawa situasi yang panas. Namin, ini seharusnya tetap bisa menemukan makna yang baik. Ini adalah faktor positif yang membangun persahabatan. Walaupun demikian, beberapa teolog mencatat bahwa ayat ini menyangkut hubungan yang terkadang dapat berdampak negatif. Orang bisa memberi masukan ke orang lain, dan bisa memberi terlalu banyak usul, atau memaksakan pendapatnya. Seseorang dapat memperkenalkan yang lain kebiasaan buruk. Teolog-teolog ini berpendapat bahwa interpretasi negatif adalah lebih akurat secara alkitabiah. Misalnya, Ronald Giese berpendapat, ââŠbukti alkitabiah untuk bagian kata tajamâ menunjuk pada pengertian yang negatif, seperti lidah yang tajamâ yang menunjukkan niat untuk melakukan kecaman yang bisa membawa kehancuran. Pada dasarnya, penggunaan kata Ibrani yang diterjemahkan tajam dalam ayat ini, digunakan di tempat lain untuk hal-hal yang berkonotasi licik atau niat jahat. Ini sebenarnya bukan hanya terjadi di antara masyarakat non Kristen, tetapi juga sering terjadi di kalangan anggota gereja saat ini. Sehubungan dengan hal persahabatan selama hidup di dunia, Rasul Paulus dalam hidupnya seakan sudah bisa membayangkan apa yang kita alami sekarang. Itu karena pada zamannya, orang Kristen yang tinggal di Korintus menghadapi masyarakat yang mempunyai berbagai kepercayaan, kebiasaan dan budaya yang seringkali tidak sesuai dengan iman Kristen. Dengan itu, tidaklah mengherankan jika ada orang Kristen di Korintus yang terpikat oleh apa yang nampaknya baik. Mereka kemudian jatuh dalam dosa dan cara hidup yang kurang benar, dan kemudian mempengaruhi yang lain. Kepada jemaat Korintus Paulus mengingatkan âJanganlah kamu sesat Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.â 1 Korintus 1533-34 Pagi ini mungkin kita bersiap untuk ke gereja. Di gereja, kita bersekutu dengan saudara-saudara seiman, memuji Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Kita merasa tenteram dan bahagia, dan Tuhan terasa dekat. Mungkin kita berharap bahwa ketenteraman dan kebahagiaan juga bisa ditemui diantara beberapa teman-teman Kristen kita. Tetapi, seusai kebaktian kita akan kembali menghadapi dunia dengan segala tipu muslihatnya. Dalam hal ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada banyak orang Kristen yang sebenarnya tidak benar-benar mengenal Tuhan, atau tidak mengenal Tuhan dengan benar. Mungkin kita sudah terbiasa bergaul dengan mereka dan merasa bahwa mereka adalah orang yang baik. Tetapi firman Tuhan mengatakan bahwa kita tetap harus berhati-hati dalam berinteraksi, agar kita tidak mengikuti pandangan dan kebiasaan hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan yang sudah memerintahkan kita untuk mengerjakan iman kita dengan sungguh-sungguh. Kita harus mencari apa yang positif; dan menghindari apa yang negatif dalam pergaulan, yang tidak membawa kemuliaan bagi Tuhan. Orang Kristen haruslah mencari teman untuk hidup di dunia dan di surga!
cara mencari teman hidup secara kristiani